Menjadi nol merupakan cara untuk mendapatkan sesuatu yang kita butuhkan tanpa batas..benarkah?
Jadi begini, dalam matematika, setiap bilangan berapa pun yang dibagi dengan nilai nol akan menghasilkan nilai tanpa batas..tidak percaya, coba hitung menggunakan kalkulator.
Ilmu ini juga berlaku pada sunatullah sebagai manusia, dari sudut pandang yang berbeda, kita sepakati bahwa Allah itu ahad yaitu satu-satunya, tiada yang lain.
Nah kita selaku manusia, terkadang terbesit kesombongan dalam diri kita yang membuat kita bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan Nya, misal nya, ketika kita berhasil mendapat peringkat tertinggi di kelas, terkadang kita berpikir itu hasil dari usaha kita sendiri..dengan adanya pemikiran seperti ini, saat itu kita sedang berada dalam posisi bukan nol, artinya kita merasa punya andil terhadap apa yang kita perbuat tersebut, dampaknya, anggap saja saat itu kita merasa diri kita memiliki nilai 100, karena mempunyai peringkat terbaik..
Jika kita analogikan dengan perhitugan matematika tadi, kita sepakat Allah itu 1 dan kita anggap diri kita 100, maka hasil pembagian 1/100 yaitu 1 per 100 atau 0.001, artinya saat kita merasa diri kita 100, saat itu kita hanya akan mendapat hasil 0.001.
Mungkin terdengar tidak ada hubungan nya..tapi ini adalah apa yang saya alami selama hidup..
Saya pernah merasa paling baik pada suatu pelajaran di sekolah, ketika ujian saya merasa bisa mengerjakannya, namun apa hasil nya, karena kita tidak men nol kan diri, maka hasil yang didapat tidak memuaskan, dari situ saya belajar bahwa "laa haula walaa quwwata illaa billaah"
Coba bandingkan dengan kisah nabi-nabi, misalnya nabi yunus alaihisalaam, beliau tenggelam dalam samudra di tengah malam dan ditelan oleh seekor ikan paus, saat itu nabi yunus alaihissalaam men nol kan dirinya seraya bermunajat pada Rabb semesta alam " laa ilaha illa anta, subhanaka, innii kuntu minaddzholimiin" ketika men nol kan diri, maka apa yang mustahil, bisa terjadi, nabi yunus alaihissalaam diselamatkan oleh Allah.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk selalu men nol kan diri, tiada suatu hal pun yang kita lakukan, melainkan atas kehendak Nya..
Semoga bermanfaat.
Wallahu'alam
Apa rasanya apabila kita diawasi terus-menerus oleh seseorang atau oleh sesuatu misalnya kamera CCTV? Tentunya itu akan membuat kita menjaga sikap kita supaya terlihat baik dan mencegah kita berbuat yang tidak baik, begitulah umumnya. Lantas.. Sebagai seorang muslim tentunya harus beriman kepada malaikat, karena para ulama sepakat rukun iman yang kedua yaitu beriman kepada malaikat, didalam Al-Quran ada beberapa malaikat yang disebutkan secara khusus beserta fungsi nya, salah satu nya yaitu malaikat yang mengawasi dan mencatat seluruh amal dan perbuatan kita. dalil nya ada di Surat Al-infithar: 10-12 Seandainya, kita, khususnya saya sendiri, selalu ingat dan sadar bahwa dikiri dan dikanan saya ini terdapat malaikat yang mengawasi saya, mencatat apa-apa yang saya kerjakan, pastinya saya akan selalu melakukan perbuatan yang diridhoi oleh Allah, namun, karena iman itu naik dan turun, terkadang ketika dikesendirian terbesit untuk melakukan maksiat, karena saat itu rasa diawasi sendang ...
Komentar
Posting Komentar